Ada
Apa Dibalik Pernikahan ?
Nikah. Untuk satu kata ini, banyak
pandangan sekaligus komentar yang berkaitan dengannya. Bahkan sehari-hari pun,
sedikit atau banyak, tentu pembicaraan kita akan bersinggungan dengan hal yang
satu ini. Tak terlalu banyak beda, apakah di majelisnya para lelaki, pun di
majelisnya wanita. Sedikit diantara komentar yang bisa kita dengar dari
suara-suara di sekitar, diantaranya ada yang agak sinis, yang lain merasa
keberatan, menyepelekan, atau cuek-cuek saja.
Mereka yang menyepelekan nikah,
bilang "Apa tidak ada alternatif yang lain
selain nikah ?", atau "Apa
untungnya nikah?".
Bagi yang merasa berat pun
berkomentar "Kalau sudah nikah, kita akan
terikat alias tidak bebas", semakna dengan itu "Nikah ! Jelasnya bikin repot, apalagi kalau sudah
punya anak".
Yang lumayan banyak 'penggemarnya'
adalah yang mengatakan "Saya pingin meniti
karier terlebih dahulu, nikah bagi saya itu gampang kok".
Terakhir, para orang tua pun turut
memberi nasihat untuk anak-anaknya "Kamu nggak
usah buru-buru menikah, cari duit dulu yang banyak".
Ironisnya bersamaan dengan banyak
orang yang 'enggan' nikah, ternyata angka perzinaan atau 'kecelakaan" semakin meninggi ! Itu beberapa pandangan orang
tentang pernikahan. Tentu saja tidak semua orang berpandangan seperti itu.
Sebagai seorang muslim tentu kita akan berupaya menimbang segalanya sesuai
dengan kaca mata islam. Apa yang dikatakan baik oleh syariat kita, pastinya
baik bagi kita. Sebaliknya, bila islam bilang sesuatu itu jelek pasti jelek
bagi kita. Karena pembuat syariat, yaitu Allah adalah yang menciptakan kita,
yang tentu saja lebih tahu mana yang baik dan mana yang buruk bagi kita.
Persoalan yang mungkin muncul di
tengah masyarakat kita sehingga timbul berbagai komentar seperti di atas, tak
lepas dari kesalahpahaman atau ketidaktahuan seseorang tentang tujuan nikah itu
sendiri.
Nikah di dalam pandangan islam,
memiliki kedudukan yang begitu agung. Ia bahkan merupakan sunnah (ajaran) para
nabi dan rasul, seperti firman Allah :
"dan sesungguhnya
Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada
mereka isteri-isteri dan keturunan" (QS Ar-ra'd : 38)
Sedikit memberikan gambaran kepada
kita, nikah di dalam ajaran islam memiliki beberapa tujuan yang mulia,
diantaranya :
- Nikah dimaksudkan untuk menjaga
keturunan, mempertahankan kelangsungan generasi manusia. Tak hanya untuk
memperbanyak generasi saja, namun tujuan dari adanya kelangsungan generasi
tersebut adalah tetap tegaknya generasi yang akan membela syariat Allah,
meninggikan dienul islam , memakmurkan alam dan memperbaiki bumi.
- Memelihara kehormatan diri,
menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan, sekaligus menjaga
kesucian diri.
- Mewujudkan maksud pernikahan
yang lain, seperti menciptakann ketenangan, ketenteraman. Kita bisa menyaksikan
begitu harmoninya perpaduan antara kekuatan laki-laki dan kelembutan
seorang wanita yang diikat dengan tali pernikahan, sungguh merupakan
perpaduan yang begitu sempurna.
Pernikahan
pun menjadi sebab kayanya seseorang, dan terangkatnya kemiskinannya. Nikah juga
mengangkat wanita dan pria dari cengkeraman fitnah kepada kehidupan yang hakiki
dan suci (terjaga). Diperoleh pula kesempurnaan pemenuhan kebutuhan biologis
dengan jalan yang disyariatkan oleh Allah. Sebuah pernikahan, mewujudkan
kesempurnaan kedua belah pihak dengan kekhususannya. Tumbuh dari sebuah
pernikahan adanya sebuah ikatan yang dibangun di atas perasaan cinta dan kasih
sayang.
"Dan diantara
tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir" (QS Ar Ruum : 21)
Itulah beberapa tujuan mulia yang
dikehendaki oleh Islam. Tentu saja tak keluar dari tujuan utama kehidupan yaitu
beribadah kepada Allah.
Ini adalah sepucuk surat buat segenap
ukhti yang beriman kepada Alloh dan hari akhir. Buat segenap wanita… baik
sebagai ummi, ukhti, istri maupun binti…yang oleh Alloh Ta’ala
telah diberi amanah memelihara tanggung jawabnya masing-masing… niscaya di hari
kiamat kelak akan menanyakan apa yang menjadi tangggung jawab anti
semua.
Buat
segenap remaja putri yang mengimani Alloh… buat siapa saja yang hari ini
menjadi ukhti… kemudian esok bakal menjadi istri dan selanjutnya menjadi ummi.
Wahai wanita yang mengimani Alloh sebagai Rabb-nya,
Islam sebagai dien-nya dan Muhammad sebagai nabi serta rasulnya. Mudah-mudahan
engkau pernah membaca seruan nan luhur dari Alloh: “Hai
istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu
bertaqwa maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (melembut-lembutkan suara)
sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah
perkataan yang baik. Dan hendaklah kamu tetap berada di dalam rumahamu dan
janganlah kamu berhias dan bertingkah seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu
dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Alloh dan Rasul-Nya…
(Al Ahzab: 32-33)
Itulah seruan Alloh kepada siapa
saja yang memahami firman-Nya: “Dan tidaklah
patut bagi laki-laki yang mukmin dan wanita yang mukmin apabila Alloh dan
Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang
lain tentang urusan mereka. Dan barang saiap yang mendurhakai Alloh dan
Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat dalam kesesatan yang nyata.
(Al Ahzab: 36)
Wahai ukhti… bacalah dan jangan terperdaya. Engkau
hidup di zaman dimana kehinaan telah menguasai keutamaan. Karena itu
berhati-hatilah terhadap mode-mode busana menyolok para wanita telanjang,
mode-mode yang menjadi salah satu penyebab kejahatan dan kerusakan.
Wahai ukhti… janganlah engkau
terperdaya oleh para dajjal, turis-turis yang menyerukan tabarruj dan
buka-bukaan. Mereka adalah musuh-musuhmu wahai putri Islam-khususnya- dan musuh
para kaum muslimin pada umumnya.
Wahai ukhti… sebenarnya Alloh telah
menurunkan ayat-ayatNya yang telah jelas, supaya dengan melaksanakan
tuntunan-tuntunan syari’at yang ada di dalamnya, engkau menjadi terpelihara dan
tersucikan dari kotoran-kotoran jahiliyah yang hari ini, musuh-musuh Islam,
para penyeru kebebasan, berusaha keras untuk sekali lagi mengembalikan kaum
wanita ke abad jahiliyah dengan bersembunyidi bawah cover Peradaban,
Modernisasi dan Kebebasan.
Namun sebenarnya orang-orang gila
itu lupa dan tidak pernah memperhatikan bahwa wanita muslimah tidak mungkin
akan dapat menerima pembebasan dirinya lepas dari pengabdiannya kepada rabb-Nya
untuk kemudian jatuh menjadi mangsa bagi budak-budak tentara iblis.
Wahai putri Islam…para penyeru tabarruj
dan buka-bukaan amat berambisi untuk melepaskan hijabmu, mereka berlomba-lomba
ingin mengeluarkanmu dari rumah-rumahmu dengan dalih emansipasi.
Sayang seribu kali sayang, ternyata banyak wanita yang
telah keluar rumah dengan pakaian yang menampakan ketelanjangannya (berpakaian
tapi telanjang). Mereka berjalan berlenggak-lenggok, sanggul kepalanya seperti
punuk onta, menggugah kelelakian kaum lelaki dan membangkitkan letupan-letupan
nafsu seksual yang mestinya terpendam.
Wahai putri fitrah… janganlah engkau
tertipu dengan semboyan peradaban yang sebenarnya hanya akan menjajakan wanita
sebagai barang dagangan yang ditawarkan kepada siapa saja yang menghendakinya.
Jangan pula engkau tertipu dengan tipu daya yang tak tahu malu. Alloh
berfirman: “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan
manusia yang ada di muka bumi niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan
Alloh, tidaklah mereka mengikuti melainkan hanya persangkaan belaka dan
tidaklah mereka melainkan hanya berdusta. (Al An’am: 116)
Pada busana sebatas lutut engkau
bergegas? Demi Alloh, sungai manakah yang kan engkau seberangi ?
Seolah pakaian masih panjang di pagi
hari
Namun kian tersingsing saat demi
saat
Engkau sangka kamu laki-laki itu
tanpa rasa ?
Sebab engkau mungkin tak lagi punya
rasa ?
Tidak malukah engkau terhadap
pandangan-pandangan mata itu ?
Aduhai ukhti… ! bacalah dan jangan
terperdaya! Malukah engkau untuk bertaqwa dan berbusana iman ? Sementara engkau
tiada malu untuk bertabarruj dan buka-bukaan ?
Wahai ukhti…, adakah akan
merugikanmu penghinaan kaum juhala (orang-orang yang bodoh) itu selama
kita berada di atas al haq sedang mereka di atas al bathil ?
Tidakkah engkau dengar firman Alloh:
“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah
mereka yang dahulunya di dunia menertawakan orang-orang yang beriman. Dan bila
orang-orang yang beriman lewat di hadapan mereka mereka saling mengedip-edipkan
matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali dengan gembira. Dan
jika mereka melihat orang-orang mukmin
mereka berkata: ‘Sungguh mereka itu benar-benar orang yang sesat’, padahal
orang-orang yang berdosa itu tiada dikirim untuk penjaga bagi orang-orang
mukmin. Maka pada hari ini, orang–orang yang beriman menertawakan orang-orang
kafir, mereka duduk di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya
orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka
kerjakan.” (Al Muthafifin: 29-36)
Wahai ukhti… siapa yang kelak
tertawa di akhirat niscaya dia akan banyak tertawa.
Atau engkau pernah berfikir bahwa
hijabmu itu akan menghalanginya untuk mendapatkan seorang suami?
Hai ukhti… Demi Alloh! Pikiran itu
hanyalah waswasah (bisikan) syetan.
Tidakkah engaku tahu bahwa Alloh
telah menetapkan bagi wanita pasangannya masing-masing? Maka karena itu
dengarkan firman-Nya: “Perempuan-perempuan buruk
(jahat) untuk pasangan laki-laki yang buruk (jahat). Laki-laki yang buruk untuk
pasangan perempuan-perempuan yang buruk pula. Dan perempuan-perempuan yang baik
untuk pasangan laki-laki yang baik untuk pasangan perempuan-prempauan yang
baik.” (An Nur: 26)
Oleh sebab itu mestinya engkau
jangan ridha kecuali jika menjadi pedamping seorang suami yang baik, yang
berpegang teguh pada ajaran diennya dan selalu merasa diawasi oleh Rabbnya.
Suami seperti inilah yang engkau bakal merasa aman
bagi jaminan hidup masa depanmu. Lihatlah! Di sana banyak sekali putri-putri
sebangsamu yang terjebak dalam tipu daya kehidupan Romantisme dan Cinta
menyesatkan. Ternayata banyak di antara mereka kemudian gagal dalam menempuh
jalan hidupnya…. Begitu tragis.
Alloh berfirman: “…barang siapa yang bertqwa kepada Alloh niscya Alloh
butakan baginya jalan keluar dan niscaya Dia akan memberinya rizki dari jalan
(arah) yang tiada disangka-sangkanya.” (At Thalaq: 2-3)
Tapi bagaimanakah engkau sanggup berbusana seperti ini
di tengah musim panas dan teriknya sengatan matahari ?
Wahai putri fitrah… sesungguhnya di
dalam iman terdapat rasa manis bagi jiwadan rasa tentram bagi dada. Kalau
engkau tahu bahwa neraka jahannam itu lebih panas niscaya segala rasa panas
dunia akan, menjadi ringan bagimu.
Ketahuilah, sungguh
seringan-ringannya orang yang disiksa di neraka pada hari kiamat aialah
seseorang yang di bawah telapak kakinya diletakkan sepotong ‘bara’ dari api
neraka, tetapi dari sepotong bara di bawah kakinya itu kan mendidih otaknya…
Waspadalah akan godaan-godaan
syetan. Dengan demikain apakah gerangan yang menyebabkanmu berpaling dari
seruan Alloh? Dunia dan perhiasannyakah …?
Bacalah firman-Nya: “Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu
hanyalah permaianan, perhiasan dan bermegah-megahan anatar kamu serta
berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak seperti hujan yang
tanam-tanamannya itu mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi
kering dan kamu melihat warnanya menjadi kuning kemudian manjadi hancur. Dan
akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunaan dari Alloh serta keridhaan-Nya.
Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenagan yang menipu.”
(Al Hadid: 20)
Atau adakah engaku kini sedang bergembira ria dengan
para pemuda dan dengan dunia kecantikan, seraya engaku katakana: “Nantilah saya
akan berhijab kalau umurku sudah tua” ?
Ketahuilah –semoga Alloh menunjuki
kita semua- bahwa apa yang engku gembirakan itu adalah nikmat Alloh sebab; “Apa-apa yang ada padamu dari suatu nikmat maka ia
adalah datangnya dari Alloh.” (an Nahl: 53)
Mestinya engkau wajib bersyukur
kepada Alloh dengan cara mentaati-Nya.
betapa banyak remaja yang
hari-harimnya penuh tawa…
padahal kain-kain kafan t’lah siap
untuknya
sedang ia tak mengira betapa
banyak temanten putri dihias ‘tuk sang suami tiba-tiba nyawa melayang di malam
taqdir
Wahai ukhti… kembalilah segera
kepada nilai-nilai dan prinsip Islam, niscaya harga diri dan kehormatanmu akan
terjaga di hadapan siapa saja. Angkatlah kemuliaanmu wahai ukhti dengan cara
menutup aurat dan berhijab. Semoga Alloh memberi taufik kepada kita semua untuk
bisa melakukan apa yang dicintai dan diridahi-Nya. Akhirnya akau memohon pada
Alloh agar Ia menjadikan amalan kita ikhlas karena wajah-Nya. (Syeikh Faris
Al Jabushi)
Apa hukum memastikan seseorang itu
akan masuk surga atau neraka ?
(Oleh : Syaikh Al Munajid)
Kaidah dalam Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
bahwa kesaksian bahwa seseorang itu akan masuk surga atau nereka merupakan
perkara akidah, yang harus didasarkan kepada dalil-dalil kitab maupun sunnah,
tidak boleh hanya berdasarkan akal saja. Apabila syara' -yaitu Al-Kitab dan As
Sunah- telah memastikan masuknya seseorang ke dalam surga atau neraka, maka
kita wajib memastikannya pula. Karena itu kita berharap agar perbuatan baik
akan mendapatkan surga, dan mengkhawatirkan perbuatan jahat akan mendapat
neraka. Dan hanya Allah lah yang tahu akhir segala sesuatu. Persaksian tentang
masuknya seseorang ke dalam surga atau neraka terbagi menjadi dua :
PERTAMA: Persaksian secara umum. Persaksian ini berhubungan dengan kriteria
tertentu, seperti mengucapkan, "Barangsiapa
berbuat syirik besar, maka ia telah kafir dan telah keluar dari agama, dan akan
masuk neraka." Seperti pula ucapan,
"Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dengan keimanan dan
pengharapan pahalanya, niscaya akan diampuni baginya dosa-dosanya yang telah
lampau. " "Haji mabrur tidak ada pahala lain kecuali surga."
Demikian seterusnya, dan hal-hal semacam ini banyak kita dapati di dalam
Al-Qur'an maupun Al-Hadits.
Apabila ditanya: "Apakah
orang yang berdoa kepada selain Allah dan memohon pertolongan kepadanya, dia
akan masuk surga atau neraka ? Maka kita
jawab, "Dia telah kafir dan akan masuk neraka, jika telah jelas
bukti-bukti bahwa ia melakukannya, dan meninggal dalam keadaan masih
demikian."
Jika ditanya, "Bila
seseorang melaksanakan haji, tidak berbuat kekejian, tidak mengucapkan
ucapan-ucapan yang kotor, kemudian ia meninggal setelah haji, kemana ia akan
dimasukkan ?" Jawabnya, "Ia
akan masuk surga."
Atau persaksian seperti "Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah kalimat
tauhid (laa ilaaha illallaaah) maka ia akan masuk surga."
Demikian seterusnya. Persaksian jenis ini bukan untuk perseorangan, tapi untuk
kriteria.
KEDUA: Persaksian untuk orang tertentu atau perseorangan. Memastikan orang
tertentu atau nama seseorang bahwa ia akan masuk surga atau neraka, hukumnya
tidak boleh, kecuali bagi orang yang telah diberitahu oleh Allah ta'ala, atau
rasulnya, bahwasanya seseorang tertentu itu masuk surga atau neraka.
Barangsiapa Allah dan Rasul-Nya telah bersaksi
bahwa ia merupakan ahli surga, maka ia betul-betul merupakan ahli surga,
seperti sepuluh orang yang diberi kabar gembira akan masuk surga (Al-Asyratul
Mubasysyaruna bil Jannah), yang utamanya adalah empat khulafur rasyidin, yaitu Abu BakarAsh Shiddiq, Umar bin Khaththab, Utsman bin
Affan dan Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhum.
Barangsiapa yang syara' telah bersaksi tentang
masuknya ia dalam neraka, maka ia merupakan ahli neraka, seperti Abu Lahab dan
istrinya, Abu Thalib, Amr bin Luhay dan sebagainya. Kita memohon kepada Allah
ta'ala agar menjadikan kita sebagai ahli surga.